Sabtu, 18 Juli 2020

menyelami lautan dunia penerbitan

Menyelami Lautan Dunia Penerbitan

(Joko Irawan Mumpuni, 8 Juli 2020)

By: Yuliati

 

Bismillah…

Dalam kesempatan materi kali ini, Bapak Joko Irawan Mumpuni direktur Penerbitan Penerbit Andi, penulis buku bersertifikat BSNP, Ketua 1 IKAPI DIY, dan Asesor BSNP berkenan berbagi ilmu dengan peserta WAG Belajar Menulis Bersama Om Jay. Sebuah kehormatan dapat mendengarkan langsung melalui suara beliau penegtahuan yang belum pernah kami miliki sebelumnya.

Sebenarnya ada tiga paparan yang akan beliau sampaikan. Namun karena waktu yang tidak mengijinkan maka hanya paparan 1 yang dapat beliau sampaikan. Paparan pertama beliau menegnai Menulis Buku Yang Diterima Penerbit (WritingPreneurship). Namun beliau berjanji akan berbagi dua paparan yang tidak dapat disampaikan yaitu Menulis Buku Ajar dan Teknis Menulis Buku pada kesempatan yang lain. Semoga dapat terlaksana.

 

Fungsi Publikasi

Seorang guru, pendidik tak jarang juga disebut sebagai akademisi. Seorang akademisi sangat akrab dengan dunia penulisan. Namun sebuah tulisan akan memiliki arti apabila dipublikasikan.

Adapun fungsi publikasi bagi akademisi adalah:

1.      Orientasi pada profit

2.      Nirlaba (pengabdian)

3.      Branding / Promosi

4.      Memenuhi regulasi / akreditasi untuk kenaikan pangkat

 

Terkait dengan hal tulis menulis ada beberapa posisi yang dapat digambarkan melalui beberapa tahapan.

 

Yang menjadi pertanyaan adalah saat ini kita berada pada tahapan mana?

Setelah membaca materi ini semoga kita bisa mencapai tahap teratas. Seperti terlihat pada gambar di atas sebagai seorang yang berhasil membuat dirinya mampu menulis.

Ekosistem penerbitan

Penerbit adalah perusahaan yang mencari keuntungan. Otomatis penerbit hanya akan menerbitkan buku yang dapat mendatangkan keuntungan. Sebuah ekosistem penerbitan yang disederhanakan akan melalui 4 komponen yang saling berkaitan. Terdiri dari penulis, penerbit, penyalur, dan pembaca.

Dalam sebuah proyek penerbitan sebuah buku keuntungan terkecil didapatkan oleh penerbit. Namun karena proyek penerbitan buku itu berjumlah banyak maka yang sedikit itu juga bisa mendatangkan keuntungan yang besar.

 

Penghambat pertumbuhan industri penerbitan

Ada beberapa hal yang menjadi penghambat dalam pertumbuhan industri penerbitan. Diantaranya:

1.      Minat baca

Termasuk didalamnya kurangnya budaya baca bagi masyarakat kita. Dan kurangnya bahan bacaan dan kualitas bacaan.

2.      Minat tulis

Selain pengetahuan yang rendah dan anggapan yang salah tentang dunia penulisan. Masyarakat kita sebagian besar masih terbiasa dengan budaya berbicara bukan budaya tulis. Sehingga minat menulis masih sangat rendah.

3.      Apresiasi hak cipta

Pembajakan buku di Indonesia bukan hal baru. Namun saat ini yang banyak berkembang dan lebih merugikan adalah duplikasi non ilegal. Buku asli discan kemudian dijadikan bentuk PDF sebagai E-book sehingga para pembajak lebih mudah menjalankan aksinya tanpa mengeluarkan banyak biaya.

 

Proses naskah menjadi buku

Secara singkat proses penerbitan sebuah buku melalui beberapa tahapan.

1.      Mengirim naskah berupa hardcopy agar lebih aman

2.      Penerbit mereview naskah sebagai evaluasi pertimbangan ekonomi

3.      Setelah dinyatakan diterima maka akan diminta softcopy

4.      Editing dan setting naskah

5.      Setting naskah dan cover (termasuk judul)

6.      Sebelum dicetak massive, buku akan dikirim untuk dikoreksi penulis. Kemudian dikembalikan lagi ke penerbit

7.      Tahap akhir adalah pencetakan secara massive

 

Ciri – ciri penerbit yang baik

1.      Memiliki visi dan misi yang jelas

2.      Memiliki bussines core lini tertentu

3.      Pengalaman penerbit

4.      Jaringan pemasaran

5.      Memiliki percetakan sendiri

6.      Keberanian mencetak jumlah eksemplar

7.      Kejujuran dalam membayar royalti

Yang paling terpenting dari beberapa ciri di atas kejujuran penerbit adalah kejujuran penerbit dalam membayar royalti kepada penulis. Karena penulis tidak pernah tahu jumlah sebenarnya sehingga ada peluang ketidak jujuran penebit dalam hal ini.

Apa yang diperoleh penulis?

Apabila buku yang kita kirimkan ke penerbit diterima oleh penerbit maka penulis akan memperoleh:

1.      Peningkatan finansial. Finansial yang diperoleh dari royalti,diskon pembelian langsung, seminar / mengajar

2.      Peningkatan karir

3.      Kebutuhan / kepuasan batin

4.      Reputasi. Buku yang terpublikasi akan meningkatkan reputasi penulisnya

 

Sistem penilaian di penerbitan

Untuk memutuskan sebuah buku diterima atau tidak oleh penerbit ada empat faktor penilaiannya. Yaitu:

1.      Editorial                                              bobot ± 10%

2.      Peluang potensi pasar                          bobot ± 50%

3.      Keilmuan                                             bobot ± 30%

4.      Reputasi penulis                                  bobot ± 10%

Peluang potensi pasar merupakan faktor penentu terbesar dalam penilaian sebuah buku. Tetapi tidak menutup kemungkinan reputasi penulis menjadi faktor penentu terbesar. Karena reputasi penulis yang sangat baik di dunia penulisan tersebut sehingga peluang potensi pasar pun akan sangat besar.

 

Jenis-jenis naskah yang diterbitkan

1.      Tema tak populer, penulis populer

2.      Tema populer, penulis populer

3.      Tema tak populer, penulis tak populer

4.      Tema populer, penulis tak populer

Pilihan naskah terbaik bagi pemula adalah poin keempat. Dengan menulis tema yang populer meskipun penulis tidak populer maka kemungkinan naskah diterima akan ada.

Penerbit mengetahui trend sebuah tema penulisan berdasarkan research yang berdasarkan data-data valid tim khusus yang telah dibentuk oleh penerbit. Yang paling umum untuk melihat trend suatu tema adalah melalui searching di internet. Kita dapat melihat sajian grafik suatu tema sehingga menjadi dasar bagi kita untuk menulis sebuah buku.

Reputasi menulis dapat dicari melalui google scholar atau cendikia. Guru atau dosen yang memiliki akun di google cendikia lebih disukai pasar dunia yang dapat dilihat dari jumlah sitasi atau karya yang dikutip penulis lain.

 

Empat kwadran kategori naskah dasar penentuan Oplah

Oplah adalah dasar perhitungan jumlah cetakan pertama sebuah buku. Empat kategori tersebut adalah:

1.      Market sempit, lifecycle panjang

2.      Market lebar, lifecycle panjang

3.      Market lebar, lifecycle pendek

4.      Market sempit, lifecycle pendek

 

Proses administrasi naskah di penerbitan

Proses administrasi naskah dari masuk hingga terbit telah dijelaskan di atas. Namun yang masih menjadi pertanyaan adalah berapa lama waktu yang diperlukan sebuah naskah hingga bisa menjadi sebuah buku. Tidak ada kepastian waktu megenai lamanya sebuah buku akan diterbitkan. Tidak pula berdasarkan antrian masuk naskah ke penerbit. Yang lebih menentukan dalam pertimbangan penerbitan sebuah buku adalah waktu penggunaan buku oleh pasar. Paling lambat tiga bulan sebelum buku beredar naskah sudah diolah agar penerbit bisa menerbitkan buku yang berkualitas.

 

Semoga bermanfaat. Salam literasi.


Share:

Kamis, 09 Juli 2020

Segudang Prestasi Seorang Guru Menginspirasi
8 Juni 2020 Emi Sudarwati
By: Yuliati

Bismillah...

Emi Sudarwati. Seorang guru  Bahasa Jawa SMPN 1 Baureno Bojonegoro, Jawa Timur.  
Pegiat Literasi Guru dan Siswa Indonesia.  Dengan nama yang tercantum dalam lebih dari 460 buku ber-ISBN. Memiliki pengalaman belajar menulis dari pemula. Tahun 2013 beliau bergabung dengan sebuah kelompok penulis di Bojonegoro.  Namanya PSJB (Pamarsudi Sastra Jawi Bojonegoro).  Di sana beliau banyak berjumpa dan berkenalan dengan penulis-penulis senior.  Seperti : JFX. Hoery (Padangan-Bojonegoro),  Sunaryata Soemardjo (Ngimbang-Lamongan), Nono Warnono (Gajah Indah-Bojonegoro), Gampang Prawoto (Sumberrejo-Bojonegoro), Sri Setyo Rahayu (Surabaya), almarhum Anas AG (Pemred  Radar Bojonegoro-waktu itu), dan masih banyak lagi yang lainnya.

Dari orang-orang hebat di dunia tulis-menulis itu, akhirnya penulis mendapatkan pencerahan.  Bahwa karya siswa yang sudah terkumpul bisa diterbitkan dengan ISBN (Internsional Standart Book Nomber).

Pada awal tahun 2014 ini terbitlah Kumpulan Cerkak karya Emi Sudarwati dan Siswa SMPN 1 Baureno dengan judul buku LUNG.  Dan pada penghujung tahun 2014 beliau pun kembali bekerja sama dengan PSJB, menerbitkan buku karyanya dan Siswa SMPN 1 Baureno.  Tidak berhenti sampai di situ.  Karya-karya ini juga mendapat sambutan baik dari kepala sekolah, kepala dinas pendidikan, bahkan bupati Bojonegoro saat itu.

Sampai-sampai beliau dan siswa didatangi oleh salah satu wartawan radar Bojonegoro untuk wawancara.  Alhasil, besok harinya tayang di surat kabar harian radar Bojonegoro yang sangat terkenal itu.  Dari sana,  semua penasaran dengan buku karya siswa tersebut.  Sehingga Toko Buku Nusantara Bojonegoro banyak diserbu pembeli buku.  Semua ingin membaca dan belajar menulis, serta menerbitkan buku.

Buku karya Emi Sudarwati dan siswa SMPN 1 Baureno  menjadi inspirasi bagi banyak sekolah.  Bukan hanya di Bojonegoro, namun juga di Kabupaten lain.  Sehingga sering diwawancara wartawan berbagai media,  baik cetak maupun on line.  Akhirnya bisa tampil di berbagai media tanpa harus membayar sepeserpun.

Pernah merasakan tidak percaya diri ketika ditugaskan mengikuti lomba Inobel tingkat Nasional. Namun karena motivasi yang tak pernah henti dari kepala sekolah. Beliau pun mengirimkan karya inovasi. Ternyata beliau dapat panggilan sebagai finalis inobelnas.  Bersama 102 guru dari seluruh Indonesia, penulis diundang ke Jakarta untuk presentasi dan ujian tulis juga. 

Seusai lomba, seluruh finalis diajak berwisata di Dufan.  Beliau tidak berkecil hati belum mendapat juara. belajar bersama guru-guru hebat dari seluruh tanah air adalah sebuah kebanggaan yang tidak bias dinilai dengan materi. 
Setelah itu beliau juga mendapat rekomemdasi dari PSJB untuk mengikuti sayembara di BBJT.  PSJB adalah kepanjangan dari Pamarsudi Sastra Jawi Bojonegoro.  Sedangkan BBJT kepanjangan dari Balai Bahasa Jawa Timur.  Lembaga tersebut, setiap tahun mengadakan sayembara, yaitu pemilihan sanggar sastra, karya sastra Indonesia, karya sastra Jawa, dan guru bahasa berdedikasi.

Beliau mendapat anugrah sebagai guru Bahasa Jawa Berdedikasi.  Hal ini disebabkan karena sudah menerbitkan beberapa buku karya sastra siswa.  Semua itu diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi guru-guru lain untuk lebih berinovasi lagi.  Dengan status baru ini, beliau merasa memiliki tanggung jawab moral, agar lebih giat menularkan virus literasi di manapun juga.  Bukan hanya untuk siswa, namun juga untuk sesama guru.  Bukan hanya di Bojonegoro saja, tetapi sampai ke luar daerah.

Tahun 2016 beliau ditugaskan mengikuti seleksi guru berprestasi tingkat Kabupaten dan mendapat juara ketiga dari 30 peserta. Pada tahun yang sama, penulis kembali mengirimkan karya inobel.  Kali ini keinginan penulis sendiri. Kali ini bukan karya baru.  Namun karya lama yang diedit, dengan tambahan sesuai yang diberikan oleh dewan juri.  Alhasil, mendapat juara 1 inobelnas kategori SORAK (Seni, Olah Raga, Agama, bimbingan Konseling dan Muatan Lokal).

Tak berselang lama, beliau mendapat panggilan untuk short Course di Negeri Belanda.  Belajar sistem pendidikan di negri kaum penjajah yang super maju itu.  Berkunjung ke dua universitas terbaik, yaitu Windesheim dan Leiden.  Juga berkunjung ke sekolah-sekolah terbaik, yaitu Van Der Capellen dan lain-lain.  Bukan hanya itu, semua peserta diajak berwisata ke Volendam, menyusuri Kanal Amsterdam dan mampir ke Brussel-Belgia.

Sepulang dari Belanda, masih juga mendapat panggilan workshop menulis jurnal di Kota Bali. Di samping belajar juga bisa berwisata keliling kota terindah di negeri ini. Semua peserta mendapat materi merubah naskah inobel menjadi jurnal.  Tentu ini bukan hal kecil, karena naskah tersebut akan dimuat dalam jurnal berkelas nasional.  Nama jurnalnya adalah DEDAKTIKA.

Tahun 2017 beliau diundang untuk mengikuti workshop Literasi di Kota Batam.  Tidak ingin melewatka kesempatan, beberapa peserta menyempatkan mampir ke negara tetangga, yaitu Singapura.  Sehari di kota lion, melahirkan sebuah buku berjudul Dag Dig Dug Singapura.

Paska menyandang predikat juara I inobelnas, penulis belum boleh lagi mengikuti lomba yang sama.  Tentu dalam waktu yang belum bisa diprediksi.  Oleh karena itu, penulis tidak ingin kesepian.  Lalu mengajak teman-teman alumni finalis inobelnas untuk menulis bersama dalam satu buku.  Beliau  menyebutnya dengan istilah Patungan Buku Inspiratif.

Sejak tahun 2018 ini lebih banyak menerbitkan SBGI dan SBSI, maka nama grup dirubah.  Yaitu menjadi Penerbit Buku Inspiratif (PBI).  Beberapa undangan dari daerah-daerah lain mulai berdatangan.  Misalkan dari Kota Bogor, Sampang, Tuban, Blitar, Lamongan, Yogyakarta dan lain-lain.  

Sedang di Bojonegoro sendiri, beliau aktif sebagai Guru Ahli (GA) di Pusat Belajar Guru (PBG).  Setiap saat harus siap menerima panggilan sebagai pemateri seminar maupun pelatihan.  Juga sebagai juri dalam lomba-lomba guru.  Tempatnya bisa di PBG pusat atau di PBG kecamatan.

Selain di PBG, juga penulis juga aktif di PGRI.  Yaitu sebagai juri lomba Guru menulis dan pelatihan meulis buku.  Memotivasi guru-guru Bojonegoro agar lebih inovatif dalam mengajar, dan lebih kreatif dalam menulis.  

Tahun 2019 beliau mengawali terbitnya buku Kado Cinta 20 Tahun dan Haiku.  Karya ini ditulis berdua dengan suami. Selanjutnya, di tahun yang sama.  Beliau menerbitkan 2 buku tunggal dan beberapa buku patungan.  Buku tunggal yang pertama berbahasa jawa, yaitu pengalaman selama haji dan umrah.  Sedangkan buku tunggal yang ke dua adalah ini,  Menulis dan menerbitkan Buku sampai Keliling Nusantara dan Dunia. 

Adapun untuk patungan, seperti biasa saja.  Yaitu bersama siswa SMPN 1 Baureno dan bersama grup Patungan Buku Inspiratif.  Juga menulis bersama penerbit Pustaka Ilalang.

Sebuah pengalaman menulis yang luar biasa. Menginspirasi dan memotivasi. Semoga bermanfaat. Salam literasi.
Share:

Menulis Buku Yang Diterima Penerbit

Menyelami Lautan Dunia Penerbitan (Joko Irawan Mumpuni, 8 Juli 2020)
By: Yuliati

Bismillah…
Dalam kesempatan materi kali ini, Bapak Joko Irawan Mumpuni direktur Penerbitan Penerbit Andi, penulis buku bersertifikat BSNP, Ketua 1 IKAPI DIY, dan Asesor BSNP berkenan berbagi ilmu dengan peserta WAG Belajar Menulis Bersama Om Jay. Sebuah kehormatan dapat mendengarkan langsung melalui suara beliau penegtahuan yang belum pernah kami miliki sebelumnya. 


Sebenarnya ada tiga paparan yang akan beliau sampaikan. Namun karena waktu yang tidak mengijinkan maka hanya paparan 1 yang dapat beliau sampaikan. Paparan pertama beliau mengenai Menulis Buku Yang Diterima Penerbit (WritingPreneurship). Namun beliau berjanji akan berbagi dua paparan yang tidak dapat disampaikan yaitu Menulis Buku Ajar dan Teknis Menulis Buku pada kesempatan yang lain. Semoga dapat terlaksana.


Fungsi Publikasi
Seorang guru, pendidik tak jarang juga disebut sebagai akademisi. Seorang akademisi sangat akrab dengan dunia penulisan. Namun sebuah tulisan akan memiliki arti apabila dipublikasikan.
Adapun fungsi publikasi bagi akademisi adalah: 
  • Orientasi pada profit
  • Nirlaba (pengabdian)
  • Branding / Promosi
  • Memenuhi regulasi / akreditasi untuk kenaikan pangkat
Terkait dengan hal tulis menulis ada beberapa posisi yang dapat digambarkan melalui beberapa tahapan. 


Yang menjadi pertanyaan adalah saat ini kita berada pada tahapan mana?
Setelah membaca materi ini semoga kita bisa mencapai tahap teratas. Seperti terlihat pada gambar ilustrasi di atas sebagai seorang yang berhasil membuat dirinya mampu menulis.


Ekosistem penerbitan
Penerbit adalah perusahaan yang mencari keuntungan. Otomatis penerbit hanya akan menerbitkan buku yang dapat mendatangkan keuntungan. Sebuah ekosistem penerbitan yang disederhanakan akan melalui 4 komponen yang saling berkaitan. Terdiri dari penulis, penerbit, penyalur, dan pembaca.
Dalam sebuah proyek penerbitan sebuah buku keuntungan terkecil didapatkan oleh penerbit. Namun karena proyek penerbitan buku itu berjumlah banyak maka yang sedikit itu juga bisa mendatangkan keuntungan yang besar.


Penghambat pertumbuhan industri penerbitanAda beberapa hal yang menjadi penghambat dalam pertumbuhan industri penerbitan. Diantaranya:
  • Minat baca
Termasuk didalamnya kurangnya budaya baca bagi masyarakat kita. Dan kurangnya bahan bacaan dan kualitas bacaan.
  • Minat tulis
Selain pengetahuan yang rendah dan anggapan yang salah tentang dunia penulisan. Masyarakat kita sebagian besar masih terbiasa dengan budaya berbicara bukan budaya tulis. Sehingga minat menulis masih sangat rendah.
  • Apresiasi hak cipta
Pembajakan buku di Indonesia bukan hal baru. Namun saat ini yang banyak berkembang dan lebih merugikan adalah duplikasi non ilegal. Buku asli discan kemudian dijadikan bentuk PDF sebagai E-book sehingga para pembajak lebih mudah menjalankan aksinya tanpa mengeluarkan banyak biaya.

Proses naskah menjadi buku
Secara singkat proses penerbitan sebuah buku melalui beberapa tahapan.
  1. Mengirim naskah berupa hardcopy agar lebih aman
  2. Penerbit mereview naskah sebagai evaluasi pertimbangan ekonomi
  3. Setelah dinyatakan diterima maka akan diminta softcopy
  4. Editing dan setting naskah 
  5. Setting naskah dan cover (termasuk judul)
  6. Sebelum dicetak massive, buku akan dikirim untuk dikoreksi penulis. Kemudian dikembalikan lagi ke penerbit
  7. Tahap akhir adalah pencetakan secara massive

Ciri – ciri penerbit yang baik
  • Memiliki visi dan misi yang jelas
  • Memiliki bussines core lini tertentu
  • Pengalaman penerbit
  • Jaringan pemasaran 
  • Memiliki percetakan sendiri
  • Keberanian mencetak jumlah eksemplar
  • Kejujuran dalam membayar royalti
Yang paling terpenting dari beberapa ciri di atas kejujuran penerbit adalah kejujuran penerbit dalam membayar royalti kepada penulis. Karena penulis tidak pernah tahu jumlah sebenarnya sehingga ada peluang ketidak jujuran penebit dalam hal ini.


Apa yang diperoleh penulis?
Apabila buku yang kita kirimkan ke penerbit diterima oleh penerbit maka penulis akan memperoleh:
  1. Peningkatan finansial. Finansial yang diperoleh dari royalti,diskon pembelian langsung, seminar / mengajar
  2. Peningkatan karir
  3. Kebutuhan / kepuasan batin
  4. Reputasi. Buku yang terpublikasi akan meningkatkan reputasi penulisnya

Sistem penilaian di penerbitan
Untuk memutuskan sebuah buku diterima atau tidak oleh penerbit ada empat faktor penilaiannya. Yaitu:
  1. Editorial bobot ± 10%
  2. Peluang potensi pasar bobot ± 50%
  3. Keilmuan bobot ± 30%
  4. Reputasi penulis bobot ± 10%
Peluang potensi pasar merupakan faktor penentu terbesar dalam penilaian sebuah buku. Tetapi tidak menutup kemungkinan reputasi penulis menjadi faktor penentu terbesar. Karena reputasi penulis yang sangat baik di dunia penulisan tersebut sehingga peluang potensi pasar pun akan sangat besar.

Jenis-jenis naskah yang diterbitkan
  1. Tema tak populer, penulis populer
  2. Tema populer, penulis populer
  3. Tema tak populer, penulis tak populer
  4. Tema populer, penulis tak populer
Pilihan naskah terbaik bagi pemula adalah poin keempat. Dengan menulis tema yang populer meskipun penulis tidak populer maka kemungkinan naskah diterima akan ada.

Penerbit mengetahui trend sebuah tema penulisan berdasarkan research yang berdasarkan data-data valid tim khusus yang telah dibentuk oleh penerbit. Yang paling umum untuk melihat trend suatu tema adalah melalui searching di internet. Kita dapat melihat sajian grafik suatu tema sehingga menjadi dasar bagi kita untuk menulis sebuah buku.

Reputasi menulis dapat dicari melalui google scholar atau cendikia. Guru atau dosen yang memiliki akun di google cendikia lebih disukai pasar dunia yang dapat dilihat dari jumlah sitasi atau karya yang dikutip penulis lain.

Empat kwadran kategori naskah dasar penentuan Oplah
Oplah adalah dasar perhitungan jumlah cetakan pertama sebuah buku. Empat kategori tersebut adalah:
  1. Market sempit, lifecycle panjang
  2. Market lebar, lifecycle panjang
  3. Market lebar, lifecycle pendek
  4. Market sempit, lifecycle pendek

Proses administrasi naskah di penerbitan
Proses administrasi naskah dari masuk hingga terbit telah dijelaskan di atas. Namun yang masih menjadi pertanyaan adalah berapa lama waktu yang diperlukan sebuah naskah hingga bisa menjadi sebuah buku. Tidak ada kepastian waktu megenai lamanya sebuah buku akan diterbitkan. Tidak pula berdasarkan antrian masuk naskah ke penerbit. Yang lebih menentukan dalam pertimbangan penerbitan sebuah buku adalah waktu penggunaan buku oleh pasar. Paling lambat tiga bulan sebelum buku beredar naskah sudah diolah agar penerbit bisa menerbitkan buku yang berkualitas.

Semoga bermanfaat. Salam literasi.
Share:

Senin, 06 Juli 2020

Dunia Penerbitan dan Pandemi

 Hasil gambar untuk gambar penerbit dan pandemi

sumber:https://tirto.id/corona-covid-19-jadi-pandemi-apa-bedanya-dengan-wabah-endemi-eExK

Dunia Penerbitan Dalam Himpitan Pandemi

(6 Juli 2020)

By: Yuliati

 

Bismillah…

Awal tahun 2020, suka tidak suka semua aspek kehidupan di muka bumi harus menjalani kehidupan di tengah pandemi Covid-19. Termasuk dunia penerbitan yang juga mengalami akibat dari pandemi yang belum ada kepastian kapan berakhirnya.

 Materi kali ini dimulai oleh Bapak Edi S. Mulyanta sebagai seorang yang berkecimpung dalam perputaran roda penerbitan dengan permohonan mohon maaf karena beliau akan membuka isi dapur penerbitan dari hulu hingga hilir. Dengan harapan dapat memberikan sedikit gambaran yang terjadi saat ini. 

Dunia penerbitan adalah dunia bisnis semata, yang tentunya diikuti dengan idealisme di dalamnya. Dalam dunia bisnis, nomor satu yang dicari adalah keuntungan atau dapat dikatakan berujung pada Duit atau UUD (ujung-ujung nya Duit) dalam hal ini penjualan buku untuk bisnis penerbitan.

Outlet utama bisnis penerbitan buku adalah toko buku, yang menjadi soko guru dari bisnis ini, sehingga ketergantungan ini sudah menjadi suatu ekosistem yang khas. Pandemi ini betul-betul meluluh lantakkan semua bisnis, walaupun tidak semuanya terdampak, akan tetapi dunia penerbitan menjadi salah satu terdampak yang cukup signifikan.

Pada bulan Januari sampai Februari 2020 omzet Toko buku masih normal, dan tidak ada tanda-tanda terjadinya pusaran badai yang tidak terduga. Namun setelah presiden mengumumkan masuknya Corona di Indonesia, benih badai besar ini benar-benar telah tersemai, dan membesar dengan deret multiplikasi yang luar biasa. Menjadikan semua lini kegiatan mendadak terhenti. Laju bisnis yang tadinya masuk di gigi 5, mendadak harus mengerem dan mengganti gigi ke gigi paling rendah yaitu 1. Dan terkadang harus memarkirkan bisnisnya sementara waktu, sambil melihat keadaan.

Dengan berlakunya PSBB di beberapa daerah, dengan otomatis Toko buku andalan penerbit yaitu Gramedia, memarkirkan bisnisnya di sisi pit stop, artinya terhenti sama sekali. Dari omzet normal dan terhenti di pit stop menjadikan omzet terjun bebas hanya berkisar 80-90% penurunannya.

Outlet yang tertutup, menjadikan beberapa penerbit ikut terimbas, sehingga mereposisi bisnisnya kembali. Hal ini berdampak secara langsung ke produksi buku, hingga ke sisi penulis buku yang telah memasukkan naskah ke penerbit menanti bersemi di Toko Buku.

Setelah 3 bulan berlalu, nampak secercah harapan setelah beberapa daerah memetakan pandemi dengan baik, dan mencoba berani untuk bergerak. Di bulan Juni memasuki Juli 2020 Gramedia sebagai outlet toko buku telah mulai membuka gerainya hingga mencapai angka di 80% di seluruh Indonesia, berakibat bergeraknya kembali semangat penerbit-penerbit untuk memulai New Normal.

Rebound yang terjadi ini menuntut penerbit untuk dengan cepat memutuskan apakah melaju kembali atau menunggu terlebih dahulu keadaan menjadi lebih pasti. Dua pilihan yang memiliki resiko tersendiri. Melaju, tentunya butuh dana, sementara roda cash flow hampir terhenti 2 bulan hingga 3 bulan, sehingga gambling keadaan pun terjadi.

Sementara, penerbit jika tidak mengambil kesempatan untuk mengisi pasar, tentunya akan semakin terpuruk. Penerbit dapat memetakan buku-buku apa yang masih dapat dikembangkan saat keadaan chaos seperti ini.

Pengalaman Bapak Edi di Penerbitnya, identifikasi tema buku menjadi sangat penting saat keadaan chaos seperti ini. mereka beruntung tema-tema yang up to date mengenai virus corona, telah ditebar ke penulis-penulisnya sebelumnya, sehingga dengan cepat mereka mendapatkan bahan-bahan buku-buku yang berkaitan dengan virus dengan cepat.

Kesiapan penulis, dalam menuliskan materi dalam sebuah buku menjadikan tantangan tersendiri, mengingat bahan-bahan sumber rujukan masih belum tersedia dengan mudah. Penerbit memiliki database penulis yang cukup baik, sehingga dengan cepat dapat  mengidentifikasi siapa penulis yang berkompeten di bidang ini. Dan dengan cepat mereka meramu materi, kemudian launching dan beruntung mendapatkan sambutan yang baik.

Keputusan-keputusan strategik diperlukan, mengingat ketidak pastian yang sangat besar untuk memproduksi buku. Penerbit memarkirkan mesin-mesin hampir 50%, untuk mengurangi beban biaya produksi, otomatis tenaga kerja yang menggerakkannya dikurangi jam kerjanya walaupun tidak begitu drastis.

Buku-buku pendidikan, juga kita tetap pertahankan produksinya, karena kami yakin buku ini tidak lekang oleh keadaan apapun, sehingga produksi buku kita konsentrasikan ke buku pendidikan yang mempunyai pasar yang sangat stabil setiap tahunnya.

Selalu ada hikmah dibalik tiap peristiwa. Termasuk kali ini, di sisi penulis, penulis harus selalu siap untuk mendapatkan peluang yang mungkin tidak diperkirakan sebelumnya. Penguasaan materi, penguasaan penguraian materi, eksekusi penulisan, hingga penawaran ke penerbitan diperlukan kelihaian tertentu.

Penulis yang siap menerima kesempatan ini, adalah penulis yang selalu berlatih untuk selalu mengeluarkan bahasa lisan ke dalam bahasa tulisan yang dapat dibaca oleh pembacanya. Tentunya dengan terstruktur baik, dan tidak ada distorsi makna yang sampai ke pembacanya.

Media Belajar Menulis melalui WAG yang dikelola Om Jay ini, merupakan latihan yang sangat bagus, untuk menyiapkan keahlian kita dalam mengungkapan apa yang kita pikirkan, ke dalam tulisan yang dibaca, diinterpretasi oleh pembaca tulisan kita.

Dengan tidak menafikan sebuah proses. Semua perlu proses, latihan, dan kemauan. Sehingga komunitas belajar menulis seperti ini, merupakan sarana latihan dalam menangkap peluang yang mungkin tidak selalu ada. Bakat hanya 1%, sisanya adalah kerja keras, tekun dan berlatih menulis. Blog adalah jalur yang sangat bagus untuk bapak ibu mulai menulis, karena di dalam blog tidak ada penolakan kejam seperti penerbit menolak tulisan yang kita tawarkan.

Penerbit akan selalu melihat sisi ekonomi dalam setiap tulisan bapak ibu sekalian, sehingga kemurnian keputusannya di dasarkan oleh bisnis semata.Sehingga terkadang tulisan yang luar biasa, tidak terlihat oleh penerbit yang hanya melihat business process nya saja, bukan writing processnya.

Dengan sudut pandang ini, penulis perlu sedikit berempati kepada penerbit yang merupakan penjual komoditas tulisan ini. Empati yang harus dilakukan adalah, mencoba melihat visi misi penerbitannya. Kebiasaan tema-tema yang diterbitkan oleh penerbit. Intip juga buku-buku best sellernya yang biasanya dipampang di toko buku di rak Best Seller.

Menurut Pak Edi, mereka pernah melakukan perencanaan matang, untuk membuat buku yang best seller. mereka memilih tema yang luar biasa berbobot, penulis yang cukup disegani karena menang penghargaan di dunia internasional. Mendorong pemasaran dengan luar biasa. Akan tetapi hasilnya cukup mengecewakan.

Tidak ada buku best seller by design. Atau dirancang, didesain untuk laku keras. Buku yang laku keras adalah buku yang blessing. Laskar pelangi,  saat awal terbit, penulisnya tidak menyangka akan meledak. Di awal pemasarannya, sungguh mengecewakan. Namun meledak karena kekuatan word of mouth, alias dari mulut ke mulut, dari komunitas satu ke komunitas lain. dan di trigger dengan sebuah peristiwa yang tidak disangka-sangka yaitu Muktamar Muhammadiyah yang berimbas ledakan viral sehingga buku tersebut best seller.

Kita dapat memulai tulisan dengan tema yang disukai dan betul-betul dikuasai. Tulis dengan terstruktur, dan muat di blog pribadi dan sebarkan di lingkungan teman. Jika sudah percaya diri, buatlah proposal ke penerbit yang isinya garis besar tulisan yang dapat ditawarkan ke penerbit. Penerbit akan melihat Tema, Judul Utama, Outline tulisan, pesaing buku dengan tema yang sama, positioning buku (harga, usia pembaca, gender, pendidikan, dll). Jangan lupa berikan alasan mengapa buku tersebut ditulis. Dan perlu dibumbui sedikit agar penerbit tertarik pada tulisan kita.

Tulislah rencana penulisan dengan target market yang dituju. Lebih baik  tawarkan rancangan pemasarannya. Pemasaran era new normal sangat berbeda dengan era normal sebelumnya. Ke depan buku-buku mungkin akan disalurkan ke media e-book, untuk media printing offline mungkin akan semakin berkurang jumlahnya.  Selain buku akan semakin banyak media lain yang menghiasi dunia pendidikan. Persiapkan hal ini dengan baik, karena hal ini membutuhkan keahlian yang berbeda dengan sebelumnya.

Sebagai penutup materi beliau mengajak kita semua untuk tetap mendokumentasikan pencarian keilmuan. Dengan dokumentasi yang terstruktur, pembaca akan dapat mewarisi ilmu yang kita bagi dan bahkan mengembangkannya di kemudian hari. Ilmu itu akan menjadi Immortal tidak lekang oleh keadaan jaman, dan selalu dikenang menjadikan legacy ke anak cucu kita. Anak cucu kita di masa yang akan datang, akan dapat menelusuri jejak langkan dokumentasi bapak ibu dalam bentuk tulisan dan menuju keabadian.

Share:

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.