Kamis, 25 Juni 2020

Dibalik sebuah kekuatan

Hari ini aku masih menatap tegak lurus ke depan
Bukan karena aku seorang yang kuat
Bukan karena aku berhasil menepis semua rintangan
Atau karena aku tak berjumpa kerikil dan jalan yang berlubang

Hari ini aku masih mampu mengangkat wajah di hadapan manusia
Bukan karena aku tak punya cacat dan cela
Dan bukan karena aku merasa sempurna

Aku masih di sini
Karena Allah masih menghendaki
Karena Allah masih menutupi aib diri

Tenggelam dalam sujud panjang
Mendikte satu-persatu kealpaan yang tak berujung kesadaran
Membenamkan diri dalam penyesalan
Berakhir pada sebuah Titik terlemah seorang hamba
Sebuah. Kepasrahan...



Share:

Mengukir jejak demi manfaat

 

Sumber http://20103782.siap-sekolah.com/data-siap/guru-daftar/
 

Dedi Dwitagama, Learning, Training, Motivating, Inspiring, Empowering People.
By: Yuliati

Bismillah...

Dedi Dwitagama, yang selanjutnya akan penulis sebut pak Dedi. Seorang Pendidik, Trainer, Nara Sumber dan Motivator bidang Pendidikan, Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba, HIV/AIDS, Kepemimpinan, Berbicara dimuka Umum, Teknologi Informasi, Menulis Kreatif/Creative Writing, Pendidikan Karakter dan Komunikasi/TIK.

Pak Dedi adalah narasumber kegiatan belajar menulis malam ini 24 Juni 2020. Speechless,  tidak mampu mengucapkan kata-kata setelah membaca sederet prestasi dan jejak perjalanan beliau. Semakin merasa beruntung karena memutuskan bergabung untuk belajar menulis di grup belajar menulis bersama Om Jay. Karena selalu menghadirkan inspirator dan motivator mumpuni dalam bidang nya masing-masing.

Sebelum dilanjutkan penulis ingin menyampaikan mohon ijin kepada  pak Dedi karena menggunakan foto beliau yang di download dari google. Penulis tertarik karena foto itu mirip foto para menteri setelah pelantikan. Penulis yakin kualitas beliau tidak kalah dari seorang menteri.

Tak banyak materi yang beliau sampaikan. Tetapi lebih menggali keinginan tahuan rekan-rekan dalam grup ini. Sedikit kisah beliau yang mulai menulis di blog sejak 2005, blog yang berisi dokumentasi perjalanan beliau dari sabang hingga merauke dan beberapa negara di dunia.

Beliau juga menyenangi fotografi. Hasil jepretan beliau dishare  di instagram beliau (https://www.instagram.com/dwitagama/). Pada saat belum ada Instagram hobby fotografi beliau didokumantasikan pada blog khusus https://fotodedi.wordpress.com.

 Tak hanya eksis di blog dan Instagram beliau juga seorang youtubber (https://www.youtube.com/user/dwitagama). Satu diantara sekian banyak keahlian dan hobi beliau yang membuat penulis berani tersenyum diantara rasa kagum kepada beliau adalah pak Dedi ternyata juga menyukai puisi. Prestasi nya di bidang puisi juga tidak sedikit. Karena penulis pun menyenangi puisi.

Selanjutnya beliau menyampaikan  pengertian tentang BLOG --- blog adalah catatan atau dokumentasi seseorang atau sebuah organisasi yang ditayangkan di internet berbasis web dan bisa diakses oleh orang. Media blog pertama kali dipopulerkan oleh Blogger.com, yang dimiliki oleh Pyra Labs sebelum akhirnya diakuisisi oleh Google pada akhir tahun 2002. Semenjak itu, banyak terdapat aplikasi-aplikasi yang bersifat sumber terbuka yang diperuntukkan kepada perkembangan para penulis blog tersebut.

Beliau membuat blog pertama  tahun 2005 namun masih tayang hingga saat ini (http://dwitagama.blogspot.com). Tahun 2007 beliau hijrah ke wordpress, (https://dedidwitagama.wordpress.com) dilihat hampir dua juta kali dengan pengunjung hampir 600.000.

Beliau juga ngeblog di kompasiana (https://www.kompasiana.com/dwitagama). Posting terakhir beliau tentang balita yang sudah pandai merokok, termasuk di depan ibu dan adiknya,  (https://dedidwitagama.wordpress.com).

Pesan beliau selanjutnya adalah usahakan untuk makin sering menulis, karena pengalaman menulis kita secara otomatis akan meningkatkan mutu tulisan, ditambah dengan sering-sering berkunjung ke blog teman sebagai pembanding. Tidak hanya berkunjung tapi membalas komentar pembaca blog kita juga tidak kalah penting. Hal itu akan meningkatkan motivasi kita untuk selalu menulis.

Diantara jawaban bijak beliau menanggapi pertanyaan peserta adalah tentang idealnya semua kegiatan kita, tidak penting kegiatan itu kegiatan biasa atau istimewa menurut kita. Semua kegiatan kita  harus didokumentasikan. Menurut beliau penilaian biasa-biasa itu hanya menurut kita. Buat orang lain di tempat lain bisa jadi luar biasa. Seperti ketika kita membuang gelas air kemasan yang kita anggap tak bernilai, namun buat pemulung itu luar biasa, bisa menjadi sesuatu untuk menyambung hidupnya.

Diakhir kegiatan  beliau menyimpulkan manusia yg baik adalah manusia yg bermanfaat buat orang lain, peribahasa gajah mati meninggalkan gading. Kedua point itu bisa diaplikasikan lewat media Blog yang sekarang bisa kita kelola menggunakan HP . Apalagi kemudian bisa membuat kita dikenal orang dan diundang kesana-kemari, dan dibayar pula.  Menulis di blog, mendokumentasikan apa saja yang terlintas. Nikmati hasilnya kemudian.

Salam semangat literasi....
Share:

Senin, 22 Juni 2020

3 Cara Guru Tetap Optimis di Masa New Normal

3 Cara Guru Tetap Optimis di Masa New Normal
By: Yuliati

Ilustrasi (ayomedianetwork)

Bismillah…

Mendengar kata New Normal bagi orang-orang yang tinggal di perkotaan mungkin bukan sebuah istilah yang aneh. Mereka akan langsung memahami apa makna dari New Normal.

Tapi bagi sebagian besar penduduk yang tinggal di pedesaan dan daerah-daerah terpencil akan sulit memahami arti New Normal jika tidak ada sosialisasi dari pemerintah terdekat atau dari orang-orang yang paham.

Saat ini New Normal telah diberlakukan di semua aspek masyarakat. Kecuali aspek pendidikan yang masih terus diperdebatkan. Meskipun demikian sebagai seorang pendidik mempersiapkan diri menghadapi kehidupan New Normal adalah sebuah keniscayaan.

Banyak suara-suara sumbang yang pesimis dengan kebijakan New Normal di bidang pendidikan. Selaku guru banyak hal yang dapat kita lakukan untuk menghadapi kehidupan New Normal di bidang pendidikan. Beberapa pakar telah mengusulkan untuk menggunakan model Blended Learning yaitu menggunakan kombinasi daring (dalam jaringan) dan luring (luar jaringan).

Sebuah tantangan besar bagi para guru untuk mampu menyesuaikan diri dalam kondisi ini. Apalagi para guru di daerah yang memiliki keterbatasan masalah jaringan. Namun hal tersebut bukan halangan untuk tetap optimis menghadapi New Normal ini.

Hal pertama yang bisa kita lakukan adalah menambah wawasan kita tentang dunia komunikasi melalui jaringan. Banyak tutorial yang bisa kita lihat di youtube untuk mengembangkan kemampuan kita sehingga lambat laun kita akan terbiasa.

Yang kedua adalah menambah wawasan keilmuan kita tentang cara menyampaikan materi kepada anak melalui media internet yang disepakati. Saat ini banyak Webinar-webinar yang diselenggarakan oleh organisasi-organisasi pendidikan terutama PGRI untuk membantu para guru menggali kemampuan mereka dalam memberikan pelayanan terbaik kepada anak didik meskipun dalam suasana pandemi seperti saat ini.

Yang ketiga tetaplah menjadi guru kreatif dalam kondisi terbatas sekalipun. Kreatif menciptakan pembelajaran yang melibatkan seluruh gaya belajar siswa sehingga siswa tidak mengalami kebosanan di depan layar dalam waktu yang lama.

Demikian yang dapat disampaikan. Semoga bermanfaat.   
Share:

Minggu, 21 Juni 2020

Perspektif Berbeda dalam Penulisan dan Penerbitan Buku

Belajar bersama orang-orang hebat
By: Yuliati

Bismillah....
10 Juni 2020

Pemateri yang dihadirkan oleh Om Jay malam ini adalah bapak Agung Pardini dan biasa dipanggil guru Agung. Seorang penulis, seorang Master teacher di Sekolah Guru Indonesia dan masih banyak lagi amanah yang diemban oleh guru Agung. Saat ini beliau bekerja di Dompet Dhuafa. Salah satu program Dompet Dhuafa yang sejak 2009   adalah SGI (Sekolah Guru Indonesia).

Dalam kesempatan kali ini, beliau memberikan perspektif berbeda dalam urusan penulisan dan penerbitan buku di bidang pendidikan dan keguruan. Berdasarkan pengalamannya bekerja di lembaga kemanusiaan Dompet Dhuafa. Telah terbiasa untuk mengajak para guru-guru yang mengabdi di daerah-daerah pelosok untuk menulis dan berkarya.

Di tengah keterbatasan kondisi geografis dan budaya, aktivitas menulis dan berkarya ini memiliki tantangan sendiri buat para guru-guru di sana. Adapun beberapa kendala tersebut adalah:
1. Gaya bahasa, ada beberapa istilah Bahasa Indonesia yang dimaknai secara berbeda di daerah.
2. Penggunaan komputer, banyak yang belum mengenal MS Office
3. Listrik, di beberapa wilayah hanya menyala di malam hari.
4. Ejaan yang (belum) disempurnakan

Cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala diatas salah satunya adalah dengan model pendampingan intensif. Secara sabar para konsultan dan guru-guru relawan akan melakukan pendampingan dan bimbingan selama kurang lebih setahun. Bukan tugas yang mudah. Butuh kesabaran dari para relawan.

Beliau menjelaskan kembali bahwa Dompet Dhuafa sendiri dibangun oleh para jurnalis senior Republika di era-era awal. Sehingga setiap program yang dikerjakan buat pemberdayaan guru di daerah harus memiliki produk buku atau tulisan.

Ada beberapa ragam jenis kegiatan menulis dan berkarya yang biasa  diberikan kepada guru-guru di pelosok. Outputnya tidak harus buku, ada yang berbentuk PTK, jurnal, media pembelajaran, puisi, dan lain sebagainya.

Tentu saja timbul pertanyaan, bagaimana cara mengajarkan guru-guru itu menulis?

Beliau menjelaskan memiliki  cara yang unik. Yakni dengan menulis "Jurnal Perjalanan Guru". Jurnal ini wajib dikerjakan oleh setiap guru yang sedang mengikuti proses pembinaan di kampus SGI. Setiap malam mereka harus menulis pengalaman mereka selama siang hari. Modelnya bisa macam-macam. Ada yang curhat, sampai ada yang membahas suatu teori kependidikan dan kepemimpinan.

Setelah pagi tiba, sebelum beraktivitas dalam pembinaan, semua jurnal tadi dikumpulkan untuk diapresiasi dan ditanggapi. Jadi ini bisa jadi semacam refleksi dan evaluasi. Yang mirip sekali dengan kebiasaan menulisnya *Om Guru Wijaya Kusuma*, yang senang menulis cerita harian di blog.

Melalui Kebiasaan menulis jurnal harian ini, Guru jadi terlatih buat menulis. Melalui jurnal ini pula  para pengelola dan dosen jadi tahu ttg perasaan dan pikiran yang tengah bergejolak di hati paa guru. Jika ada perasaan hati yang negatif, kita bisa langsung coaching atau konseling. Ada yang rindu keluarga, ada yang sakit hati... macam-macam ceritanya.

Satu hal penting yang beliau sampaikan "Kalau gak banyak baca, ya gak bakal banyak menulis." Membaca akan melatih kepekaan literasi mereka. Makanya  diadakan bedah buku rutin. Ada yang harian, ada yang pekanan.

Beliau melanjutkan, dalam proses pembinaan guru di SGI, setiap pagi  ada apel. Yang bertugas sebagai pembina apel (bergantian), dialah yang akan memberi kajian bedah buku.Tidak harus yang berat-berat, novel pun bisa.

Selain bedah buku, untuk memantau kemajuan bacaan para guru, setelah apel biasanya ada aktivitas "Semangat Pagi" Yakni memberi motivasi secara bergantian, dengan menggunakan kata-kata yang dinukil dari para tokoh. Ini efektif juga buat meningkatkan kepekaan literasi buat para guru.

Beliau sangat percaya bahwa menulis buat para guru adalah lompatan dan percepatan peningkatan kapasitas, kompetensi, dan rasa percaya diri.
Banyak hal penting yang dapat kita pelajari dari apa yang disampaikan oleh Pak Agung kali ini. Luar biasa adalah kata yang pantas untuk menggambarkan orang-orang  hebat yang dihadirkan Om Jay dalam grup belajar menulis.

 Merasa beruntung memiliki kesempatan untuk belajar menulis bersama orang-orang hebat. Merasa rugi karena masih banyak rekan rekan guru di daerah yang sama yang belum berkesempatan mengikuti pelatihan ini.

Harapan di hati ingin agar teman teman sesama pendidik satu daerah memiliki kesempatan dan keinginan yang sama untuk mengembangkan kemampuan menulis. Namun biarlah waktu yang akan menjawab harapan itu.

Keinginan untuk menjadi manusia yang mampu memberikan manfaat lewat tulisan adalah bagian dari passion diri yang masih harus terus digali. Agar mampu memberikan sesuatu yang akan dikenang meski sudah tutup usia. Seperti yang disampaikan guru Agung,"menulislah, maka engkau ada."

Guru Agung juga menyampaikan menulis bukan pekerjaan mudah. Perlu lingkungan yang kondusif untuk mengembangkan kemampuan menulis. Perlu orang-orang yang satu persepsi sebagai pencinta literasi. Salah satunya adalah komunitas menulis. Berarti tak salah langkah jika aku memilih komunitas belajar menulis yang dibimbing Om Jay dan kawan-kawan. Orang-orang yang ikhlas berbagi dalam segala kondisi.

Semoga Allah memberikan balasan kebaikan yang banyak sebagai pemberat amal kebaikan di Yaumil hisab. Semoga tetap terjaga semangat untuk berbagi. 
Share:

Penulisan Ragam Nonfiksi


Ragam Tulisan Non-fiksi
By: Yuliati

Bismillah...

Sedikit perkenalan dengan narasumber kali ini kembali disuguhi dengan kehadiran seorang ibu muda bernama SISKA DISTIANA  yang lahir 34 tahun silam di Klaten. Saat ini beliau bertempat tinggal di Greenland Foresthill Residence Blok D1 No 15 Jl. Raya Letkol Atang Sanjaya, Desa Semplak Barat, Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor.

Terkagum membaca sederet kompetensi yang beliau miliki. Jadi merasa malu sendiri karena walaupun sudah setua ini kalau dihitung dengan jari kompetensi yang dimiliki mungkin tidak sampai separuh dari yang dimiliki oleh ibu Siska destiana. Tapi tak mengapa tidak ada kata terlambat untuk belajar.

Ini dia sederet kompetensi yang dimiliki oleh beliau:
- Public Relation
- Trainer dan Public Speaking
- Jurnalistik
- Marketing dan Komunikasi
- Parenting
- Bahasa Inggris
- Standart Operating Procedure Development
- Training Development (terutama bidang pendidikan)
- Menulis
 - Editing

Dengan sekian banyak kompetensi yang dimiliki oleh beliau tentu perimbas kepada aktivitas yang dilakukan beliau sehari-hari. Fulltime Mother, Content Writer, Copy Writer, Ghost Writer, dan Freelance Editor.  Tapi  yang paling mengagumkan dari sekian aktivitas itu adalah beliau masih tetap menjadi fulltime mother. 

Banyak hal yang ingin dikupas tentang para narasumber menulis kita di grup ini namun yang terpenting harus disampaikan dalam resume ini  adalah materi yang mereka sampaikan.


A. Alasan kita menulis

Hal pertama yang disampaikan oleh bu Siska sebelum masuk ke dalam penjelasan tentang ragam tulisan nonfiksi  adalah beberapa hal yang menjadi alasan kita untuk menulis.

Ada tiga hal yang menurut beliau menjadi alasan bagi kita untuk menulis yaitu:
1. "Qoyyidul 'ilma bil kitabi"
Ikatlah ilmu dengan tulisan. Kalimat inilah yang menjadi landasan utama kita untuk menulis
Sebagai manajemen pengetahuan (knowledge management)
2. Copyright milestone (jejak langkah kita)
3. Paten ( legalisasi ide-ide kita)


B. Karya non-fiksi
Pengertian:
- menurut KBBI adalah karya yang tidak bersifat fiksi tetapi berdasarkan fakta dan kenyataan.
- sebagai karya informatif dimana penulis bertanggung jawab penuh atas kebenaran dan akurasi informasi yang disajikan.


C. Ragam non-fiksi (Yang bisa ditulis dengan cepat dan mudah)
1. Berita
Cerita  keterangan mengenai kejadian atau peristiwa hangat.
Teknik menulis berita: 
# Hard news (berita to the point', tidak bertele-tele. Menggunakan bahasa yang lugas dan singkat), 
# feature (artikel kreatif, menggunakan bahasa yang informatif dan menghibur)
2. Esai
- Karangan prosa yang membahas masalah sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya - Sering disebut sebagai opini
3. Catatan perjalanan
 Tulisan tentang proses sebuah perjalanan atau ulasan tentang apa yang ditemui dalam perjalanan tersebut. Misal ulasan tentang mengenai tempat yang dikunjungi budaya daerah makanan khas dan lain-lain.


4. Artikel informatif
 Tulisan yang berisi informasi tentang suatu hal. Tujuannya adalah untuk menambah pengetahuan pembaca dan isinya murni informasi dalam bahasa populer sering pula disebut dengan artikel feature.


5. Best practice 
Tulisan tentang pengalaman terbaik dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Biasanya dibuat oleh para pendidik atau mereka yang terlibat dalam dunia pendidikan. Selain sebagai lesson study produk tulisan best practice juga bisa menjadi masukan bagi pemerintah untuk memperbaiki kualitas pendidikan. Contoh best practice yang beliau sampaikan diantara nya adalah buku yang berjudul Bukan Sekedar Mendisplay.

Demikian resume kali ini. Semoga bermanfaat. 
Salam semangat literasi.
Share:

Rabu, 17 Juni 2020

Mengintip Tips membukukan tulisan di blog

Indahnya berbagi bagi orang hebat yang rendah hati

By: Yuliati

Bismillah...
Pertemuan ketujuh belajar menulis bersama Om Jay menghadirkan guru muda yang telah banyak mengukir karya. Dia adalah Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd. Lahir di Jakarta, 30 Juni 1992. Lulusan S1 PGSD dan berprofesi sebagai guru SD. Bertempat tinggal di Bekasi. Selain mengajar aktivitas lain yang dilakukannya adalah ngeblog sejak 2009, Menulis buku,  puluhan artikel dimuat media cetak.

Kali ini beliau berbagi seputar ngeblog di blogger.com dan sedikit kisah menerbitkan buku. Beliau membahas tentang teknik menulis atau aturan menulis karena merasa  belum layak untuk porsi tersebut. Merasa  masih harus belajar tentang cara menulis yang baik dan menarik. bergabung dengan grup belajar menulis Om Jay ini.

Berawal dari niat ingin menjadi peserta, Pak Brian  kemudian tergerak untuk membantu bapak/ibu peserta lain yang kesulitan dalam membuat/menggunakan blog. Hobi ngeblog sejak 2009, menjadi bekal  membantu peserta lain.

Alasan utamanya untuk membantu adalah ingin punya banyak teman-teman guru blogger. Beliau menginginkan kami sebagai pemula tidak merasa bahwa blog itu media yang sulit digunakan, sehingga  akan meninggalkan blog. 
Merasa bersyukur dipertemukan grup ini sehingga dapat berjumpa dengan guru-guru blogger luar biasa di seluruh Indonesia. Maka beliau berharap grup ini nantinya tetap eksis.


Menjaga Konsistensi Ngeblog 11 Tahun

Beliau mengisahkan  bagaimana awalnya ngeblog. Pertengahan tahun 2009,  menginjak masa akhir SMA. Beliau diperkenalkan blog blogspot (blogger.com) oleh seorang teman. Awalnya  tidak tahu apa gunanya blog. Apakah fungsinya sama seperti facebook ? Lama kelamaan  mulai tahu bahwa blog sebagai media publikasi online. Bisa berupa tulisan, gambar, atau video. 

 Sempat bingung mau memposting apa. Karena belum merasa memiliki passion menulis. Maka yang  dilakukan adalah menulis ulang artikel-artikel unik yang terdapat pada koran/tabloid.  Bahkan beruntung blog beliau tidak di banned oleh google karena mengcopy paste artikel dari web/blog. Hal itu terjadi karena beliau belum teredukasi mengenai haramnya copy paste artikel blog orang lain.  

Meskipun awal mula ngeblog karena diajak orang lain namun pertanyaan selanjutnya adalah mengapa tetap mau ngeblog sampai sekarang ?  Mengenai hal itu, kata kuncinya adalah motivasi.

 Motivasi yang dimiliki beliau berbeda-beda dari masa ke masa yang membuat beliau tetap mau ngeblog. Di awal masa ngeblog, motivasi awalnya adalah statistik blog. Merasa senang jika blog  punya banyak pengunjung, senang jika banyak halaman  yang berhasil tembus halaman pertama google. Komentar pengunjung juga menambah semangat ngeblog. Bisa dilihat bahwa motivasi tersebut berorientasi pada hasil yang dicapai dari ngeblog.

Berbeda dengan motivasi ngeblog sekarang ini. Orientasinya adalah target. Dunia blog mengalami tren yang menurun dan digantikan dengan tren vlog dan youtuber. Banyak blogger yang meninggalkan blog dan beralih menjadi youtuber. Hasil-hasil yang dicapai dari ngeblog pun mulai pudar. Maka motivasi beliau sekarang ini adalah untuk memenuhi target. Jadi jika tidak mendapat hasil yang memuaskan, setidaknya kita memenuhi target-target sederhana yang  ditetapkan sendiri. Dengan terpenuhinya target tersebut, semangat kita untuk ngeblog masih terjaga.

Tidak mudah mempertahankan konsistensi menulis di blog, apalagi sampai tahun ke-11  di tengah tren yang sudah berubah. Ditambah lagi sebelum bergabung dengan grup menulis Om Jay, beliau tidak punya grup/komunitas blogger. Tidak ada orang lain yang memberi dukungan dan semangat untuk menulis.  Dengan kondisi seperti itu maka beliau menurunkan targetnya setidaknya ada postingan setiap bulan. Walaupun  tidak sesering saat awal-awal ngeblog, setidaknya konsistensi untuk tetap menulis di blog masih terjaga. 
 
Jadi dari tulisan itu, disimpulkan bahwa motivasi menjadi faktor penting untuk menjaga konsistensi ngeblog. Motivasi ada dua yaitu dari hasil ngeblog dan target ngeblog. Sekarang ini banyak blogger yang terjebak pada motivasi yang berorientasi pada hasil, khususnya penghasilan dari iklan. Ini motivasi yang sebaiknya dihindari, karena jika tak kunjung dapat penghasilan, kita akan mudah meninggalkan blog. Memasang iklan boleh saja tapi jangan terlalu banyak berharap. 

Apalagi bagi blogger yang baru membuat blog, perlu menunggu minimal 6 bulan jika ingin mendaftarkan blognya ke google adsense, itu pun tidak dijamin pasti diterima. 

Beliau menambahkan, perlu  diluruskan tujuan awal bergabung dengan grup ini yaitu mengasah kemampuan menulis hingga menerbitkan buku. Blog digunakan sebagai media tempat kita menulis saja.


*Ide Tulisan*

Kurangnya Ide tulisan kerap menjadi penghambat aktivitas menulis kita, Terkadang  kita sudah berada di depan laptop dan siap menulis, tapi masih bingung mau menulis apa. Kita tidak perlu menunggu ide/kejadian hebat untuk bisa menulis. Prinsip beliau, hal biasa yang kita lakukan/alami bisa jadi dianggap luar biasa bagi orang lain. Maka hal yang paling mudah ditulis adalah pengalaman/aktivitas sehari-hari di rumah atau di tempat kerja. Apalagi kita guru, tentu punya banyak cerita.


 *Blogger vs Wordpress*

"Ini pertanyaan yang tidak pernah ada habisnya dari masa ke masa hehehe. Lebih bagus pakai blog apa ? Blogger atau wordpress. Sebelum bapak ibu bertanya, saya jawab duluan saja sekarang ya hehe. Jadi nanti bapak/ibu bisa bertanya hal lain." Itu yang beliau sampaikan sebelum memulai sesi tanya jawab.

 Jawaban spesifiknya adalah tergantung blog mana yang pertama kali ia kenal. Jika pertama kali blog yang dikenal adalah wordpress, maka akan mempelajari wordpress sampai terbiasa dan nyaman, sehingga menganggap wordpress lebih bagus. Maka menurut saya, Tidak ada jawaban objektif untuk menjawabnya. Jika ada yang bisa menjawabnya, kemungkinan dipengaruhi subjektivitas. Orang yang sudah lama terbiasa menggunakan blogger akan menjawab blogger lebih bagus. Begitu juga sebaliknya. 

Jadi sebenarnya tidak perlu membandingkan blogger dan wordpress. Yang perlu dilakukan adalah memilih salah satunya dan gunakan secara konsisten.


*Teknis penggunaan blogger*

 Hal terbaru dari blogspot adalah blogger.com perlahan-lahan menuju perubahan tampilan baru. Saat ini, jika baru membuat blog, maka secara otomatis kita disajikan penampilan baru blogger.com. Namun ini masih tahap uji coba. Kita masih dapat mengembalikan ke  tampilan lama blogger. Namun suatu saat nanti pasti tampilan baru akan menjadi permanen. Maka sebaiknya bapak/ibu sedikit demi sedikit mulai membiasakan diri dengan tampilan baru blogger.com. Blogger.com memang kerap mengubah tampilan. Sudah tak terhitung berapa kali berubah tampilan sejak saya pertama kali ngeblog pada 2009.

Menulis buku blog

Sejak ngeblog pada 2009, beliau telah membuat sejumlah blog untuk berbagai kepentingan Pertama buku blog untuk guru, kedua buku aksi literasi guru masa kini baru terbit bulan lalu. Buku kedua ini berisi kumpulan artikel yang berasal dari blog praszetyawan.com dan blog gurusiana.
Dalam waktu dekat buku solo ketiga akan terbit. Berjudul “Menerjang Tantangan Menulis Setiap Hari” berisi tentang best practice, aktivitas di sekolah, dan opini pendidikan. Tulisan-tulisan itu dibuat ketika mengikuti program tantangan menulis setiap hari yang diadakan gurusiana. Selain 3 buku solo,  juga membuat 1 buku antologi cerita mini bersama siswa sekelas dengan tema hobi. Semua buku itu masih  diterbitkan di penerbit indie. 


Tips Membukukan Tulisan di Blog

Sudah menjadi rahasia umum bahkan menjadi sebuah tren bahwa kumpulan tulisan di blog dapat dibukukan. Membukukan tulisan blog akan lebih mudah jika blog memiliki niche. Niche adalah istilah yang merujuk pada tema khusus yang digunakan pada seluruh postingan suatu blog. Contoh niche blog yaitu pendidikan, kesehatan, buku, otomotif, fashion, kuliner, travelling, dan lain sebagainya. Blog dengan niche pendidikan maka semua tulisannya berkaitan tentang pendidikan. 

Buku memerlukan sebuah tema. Walaupun isinya berupa kumpulan berbagai artikel, diperlukan satu tema besar yang menjadi benang merahnya. Blog dengan niche akan memudahkan. Blog pendidikan tentu seluruh artikelnya tentang pendidikan. Maka buku yang akan terbit bertema pendidikan.

Berbeda jika blog kita tidak memiliki niche yang jelas. Segala macam tema ada di blog itu. Blog seperti itu bisa disebut blog personal. Ini yang terjadi pada saya. Blog saya merupakan blog personal. Kenapa blog saya tema tulisannya campur aduk ? karena saya menulis apa saja yang memang ingin saya tulis saat itu. Sehingga saya tidak terlalu pusing untuk mencocokkan tema tulisan dengan niche blog. Saya bebas menulis apa saja tanpa terikat niche blog.

Bagaimana cara membukukan tulisan di blog dengan kondisi isi blog yang campur aduk? Caranya yaitu menentukan beberapa tema besar postingan yang kira-kira bisa dibukukan. Setelah dipilah-pilah maka dari satu blog itu bisa direncanakan akan bisa menjadi  beberapa buku. Masing-masing temanya antara lain: dunia menulis, dunia blogging, cerita pengalaman & opini, pendidikan,  travelling dan lain-lain.


Tips agar Blog kita dapat ditemukan di pencarian google

Ada beberapa tips:

1. buatlah tulisan yang masih jarang di posting oleh web/blog lain.                              
2. Mendaftarkan blog ke google webmaster. Ini teknik blog yang lumayan perlu waktu untuk memahaminya. Tapi jika sudah bisa, sangat ampuh langsung memunculkan blog kita di halaman pertama google.

Satu hal yang ingin saya ulang disini sebagai kalimat indah nan sakti dari seorang Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd.  pemuda yang sudah memiliki banyak karya adalah:

"Hal biasa menurut kita bisa dianggap luar biasa bahkan menginspirasi orang lain. Maka menulislah."

 Demikian resume kali ini. Semoga bermanfaat. Salam semangat literasi.
Share:

Jumat, 12 Juni 2020

Belajar dari Mr. Bams Maryo Teduh

Kuliah Mr.Bams
By: Yuliati

Bismillah...

Pendongeng yang cinta menulis dan pendidik yang berkecimpung dalam dunia blogging. Sungguh profesi ymg yang memerlukan komitmen tinggi.

Banyak guru termasuk diriku yang belum mampu menjadi guru yang mampu menginspirasi. Khususnya dalam literasi.

Mengikuti kisah bapak Bambang Purwanto atau lebih dikenal dengan Mr. Bams adalah materi yang harus diikuti di kuliah online kelas menulis bersama omjay kali ini.

Malam ini bukan kali pertama mendengarkan suara Mr. Bams. Beberapa kali mendengarkan suara beliau di bulan Ramadan kemarin menyampaikan kisah-kisah zaman Rasulullah. Satu hal yang terlintas dalam pikiran saat itu adalah beliau adalah ayah hebat dan bahagianya anak-anak beliau memiliki seorang ayah pendongeng.

Banyak motivasi yang beliau sampaikan sebagaimana pemateri materi sebelumnya menginspirasi dan memotivasi. Sangat sederhana tapi nyata mampu membangkitkan semangat untuk menulis kembali.

Berbagi ilmu dan pengalaman sepertinya menjadi bagian dari kehidupan mister bang motivasi yang ringan namun tepat sasaran menjadi penghias indah dan pertemuan malam ini.

Menjadi seorang blogger karena menyenangi dunia menulis. Menjadikan blog sebagai sarana merekam tulisan sepanjang zaman bukan hanya sepanjang hayat, begitu kata beliau.

Sebagai penutup ijinkan saya menyampaikan  pesan  berharga dari Mr.Bams bagi semua yang memiliki keinginan untuk menjadi penulis.

"Lakukan apa yang mau dan bisa kita lakukan. 
Banyak orang yang bisa tapi kadang tidak mau melakukannya
Bermodal mau maka akan menjadi bisa.

Semoga pengalaman yang saya sampaikan hanya setetes embun dipagi hari. Masih banyak orang hebat di sana. Kita bukan untuk menjadi orang hebat, akan tetapi semoga kita menjadi orang yang bermafaat kapanpun, dimanapun dengan siapapun."

Super seterusnya Mr. Mario Teduh.




Share:

Rabu, 10 Juni 2020

Berteman dengan penjual minyak wangi

Mei 2020
Memulai lagi meski harus dipaksa
By: Yuliati

Bismillah...

Mulai lagi untuk menulis walaupun memaksakan diri. Satu prinsip untuk ibadah dan menulis, ya.... harus dipaksa dulu baru bisa terbiasa.

Dua PR menumpuk. Tugas kuliah online kedua dan ketiga. Ada saja alasan untuk tidak mulai menulis. Mulai dari kesibukan kerja sampai pekerjaan rumah tangga. Merasa seolah paling sibuk di dunia.

Terkadang malu pada diri sendiri. Tapi menguatkan diri untuk tetap berusaha. Walau harus diselesaikan bertahap. Menulis memang tidak mudah tapi yang lebih berat dari itu adalah menjaga konsistensi dalam menulis.
Teknik menulis bisa dipelajari teknik untuk tetap konsisten dalam sebuah pekerjaan membutuhkan tekad yang kuat dari dalam diri.

Berkaca dari kisah perjalanan literasi ibu Sri Sugiastuti sebagai narasumber dalam pelatihan menulis bersama Om Jay, tak ada kata terlambat untuk memulai. Ibu Sri memulai karir menulisnya dalam usia lima puluhan. Bertaut 10 tahun dari usia ku sekarang. 

Panjang penuturan beliau mengisahkan perjalanan menulis buku-buku yang telah terbit di penerbit indie maupun mayor. Dari kisahnya banyak hal yang membuat kita semua harus mengagumi sosok ibu Sri. Kemauan belajar dan keingintahuan yang  tinggi membuat beliau selalu mengupdate diri dengan mengikuti berbagai komunitas menulis.

Beliau menyampaikan pepatah yang menyebutkan jika ingin menjadi penulis banyak lah bergaul dengan para pencinta literasi. Sebagaimana seseorang yang berteman dengan penjual minyak wangi maka ia akan kecipratan wanginya. Usahaku untuk bisa menulis salah satunya adalah dengan bergabung dengan penulis - penulis hebat yang ikhlas berbagi dan membimbing kami yang tergabung dalam grup belajar menulis di WAG.

Menurut Ibu Sri menjaga komitmen untuk menulis merupakan sebuah keharusan jika ingin menjadi seorang penulis. Tidak ada alasan untuk tidak menulis bagi orang-orang yang mencintai dunia literasi.

 






Share:

Selasa, 02 Juni 2020

Om Jay

Bismillah...

Hidayah itu bisa datang dari mana saja dan dari siapa saja. Termasuk hidayah untuk memanfaatkan waktu dan teknologi dengan menulis. Allah menyenangi orang yang memanfaatkan waktu sehingga bisa memberikan manfaat bagi orang lain.

Tak salah jika banyak orang yang memberikan sanjungan dan mengagumi Om Jay. Karena banyak orang juga yang akhirnya memaksakan diri untuk menulis berawal dari inspirasi dan motivasi Om Jay. Termasuk aku yang sejak dulu memiliki keinginan untuk menulis sebuah karya yang bisa bermanfaat bagi orang lain.

Keinginan hanya sekedar keinginan yang tak pernah diikuti dengan tindakan yang akhirnya pembaca semua tahu akan berakhir dimana. Ya... keinginan menulis itu berakhir di sebuah bingkai harapan yang tergantung di dinding dan dijadikan sebuah pajangan usang dan berdebu. Aku baru termotivasi kembali setelah bergabung dalam grup belajar menulis yang dibimbing oleh Om Jay.

keinginan menulis itu mulai aku wujudkan dengan menuangkan isi hati dan pikiran dalam sebuah media yang sedang kawan semua baca ini. Menulis di Blog gaesss.... iya ngeblog. Tak pernah terbayang sebelumnya.

Bagi sebagian orang menulis di blog itu sudah biasa. Tapi tidak bagi ku. Menulis di blog kemudian dipublikasikan itu suatu hal yang amazing. Perlu keberanian ganda untuk melakukan nya.

Meski baru tahap belajar dan mencoba aku bahagia karena telah punya semangat untuk selalu menulis. Baru dua hari ini, mudah-mudahan akan bersambung ke hari-hari berikutnya.

Kembali ke Om Jay. Bagi kami guru-guru di daerah tidak terlalu mengenal siapa Om Jay.  Sebelum bergabung di WAG belajar menulis aku pun tak pernah mengenal Om Jay. Namun setelah mengenal beliau selaku pendidik dan penulis  yang produktif dalam menghasilkan karya-karya lewat tulisan aku pun termotivasi untuk tidak ketinggalan lagi.

Selalu terngiang tulisan Om Jay yang memotivasi untuk menulis setiap hari. Aku pun ingin memiliki bukti dengan menulis setiap hari meski harus tertatih dan selalu memperbaiki.

Salam semangat dan semoga bahagia selalu menghampiri Om Jay dan keluarga.


Share:

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.