Minggu, 02 Agustus 2020

Kiat Terampil Menulis (Dari Artikel Ke Buku dan Resensi)

Kiat Terampil Menulis (Dari Artikel Ke Buku dan Resensi)

(15 Juli 2020 M. Anwar Djaelani)

By: Yuliati

 

Bismillah…

Bapak M. Anwar Djaelani adalah narasumber yang menyampaikan tentang kecakapan menulis. Khususnya dari artikel ke buku. Tentunya beliau adalah seorang yang sangat terampil menulis. Karena beliau telah aktif menulis artikel sejak tahun 1996 dan telah menulis enam buku.

Beliau menjelaskan bahwa menulis artikel adalah sebuah keterampilan. Keterampilan akan dimiliki jika kita rajin berlatih. Rajin berlatih akan muncul jika ada motivasi yang kuat. Dalam agama Islam, motivasi bisa muncul dari keinginan untuk mengamalkan QS Al-Alaq 1-5. Di situ, ada petunjuk agar kita aktif membaca sekaligus ada pula rangsangan untuk gemar menulis.

Intinya menulis artikel maupun buku itu sebuah keterampilan dengan demikian kecakapan ini kecakapan nulis bisa dilatih semakin giat berlatih tentu capaiannya akan semakin bagus. Aktif menulis artikel bisa bermuara kepada lahirnya sebuah buku disusul buku kedua dan seterusnya. Terampil menulis artikel bermuara juga pada kecakapan menulis buku. Oleh karenanya, semangat belajar menulis artikel harus selalu kita tingkatkan.

Beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk menjadi terampil

 

1.        Perlu Pembiasaan

Terutama dalam membaca. Banyak membaca adalah modal utama penulis. Dengan sering membaca seseorang akan, pertama, mendapatkan pengetahuan / wawasan baru. Kedua, terbit ide untuk menulis sesuatu sebagai pengembangan dari apa yang sudah dibacanya. Ketiga, kaya dengan perbendaharaan kata. Modal utama seorang penulis terutama calon penulis adalah suka membaca. Banyak membaca sebanyak mungkin bahan bacaan terutama bidang yang kita sukai. Tanpa modal awal itu sulit membayangkan kita bisa menjadi penulis yang baik.

Artikel bisa ditulis setelah kita mendapatkan tema menarik di sekitar kita. Bisa dari Koran, televisi, internet dan sumber berita apa pun bisa kita jadikan sebagai sumber inspirasi untuk menulis sebuah artikel.

2.        Bersemangatlah di saat menulis!

Artikel adalah sebentuk karya tulis. Sebuah tulisan itu sangat besar pengaruhnya. sebagaimana diungkapkan salah seorang pendiri Pesantren Gontor KH Imam Zarkasy (1910-1985) bahwa, andai tak punya murid, “Saya akan mengajar dunia dengan pena”. 

3.        Niat dan Pembiasaan.

Membiasakan diri untuk terus menulis harus didasari pada sebuah niat yang benar. Tatalah niat kita lebih dahulu. Apa motivasi kita menulis? Sukses di bidang apa pun harus bertumpu pada dasar yang kuat. Dasar itu bernama niat. Mari kita perbaiki niat bisa dari sisi agama misalnya semoga dengan niat yang baik maka percepatan kita dalam menguasai kecakapan nulis bisa secepat mungkin dapat kita raih agar kita semakin mudah menebar kebaikan dan manfaat.

Langkah-langkah menulis agar bisa dimuat di media

1.         Hal pertama yang harus diperhatikan adalah tema. Tema tulisan harus aktual dan menarik perhatian publik. Jika dua hal itu sudah dipenuhi, maka syarat pertama agar artikel kita dimuat media sudah terpenuhi. Tema akan datang mengalir deras, terutama jika kita sudah membiasakan diri untuk menulis. Nyaris di setiap kita membaca, melihat, atau mendengar sesuatu yang “tak biasa”, biasanya lalu terbit ide untuk menulisnya menjadi sebuah artikel.

2.         Orisinalitas gagasan, kekuatan argumentasi, dan kecermatan berbahasa merupakan beberapa hal yang juga harus diperhatikan dalam sebuah tulisan.

3.         Membuat outline (kerangka karangan). Langkah ini diperlukan sebelum kita menulis secara lengkap. Outline kita buat untuk memudahkan pengembangan penulisan. Pada dasarnya, alur menulis itu terangkai dalam “Tiga Besar” yaitu pendahuluan, pembahasan, dan penutup. Di pendahuluan kita sampaikan secara ringkas masalah apa yang akan kita bicarakan. Lalu, di pembahasan, kita urai dan analisis masalah yang kita paparkan di bagian pendahuluan. Kemudian, di penutup, berilah kesimpulan dan saran berdasarkan uraian dan analisis sebelumnya.

Contoh Outline*

Tetap Berseri-seri Belajar di Masa Pandemi

·                     Pandemi Covid-19, ujian bagi semua (1 paragraf)

·                     Manusia selalu diuji dengan bentuk beragam (2 paragraf)

 

·                     Sekilas Covid-19 (1 paragraf)

 

·                     Dampak negatif Covid-19 secara umum (2 paragraf)

·                     Dampak negatif Covid-19 di dunia pendidikan (3 paragraf)

·                     Sudut pandang agama, bersama kesulitan ada kemudahan (2 paragraf)

·                     Berbagai pilihan cara belajar di saat pandemi (4 paragraf)

·                     Penutup / kesimpulan; Tetap optimis di situasi apapun (1 paragraf) 

4.        Membuat judul yang baik

Judul yang baik harus ringkas dan harus mampu mencuri perhatian calon pembaca dia juga harus mampu berfungsi sebagai miniatur tulisan kita jadi sebelum membaca secara lengkap tulisanmembaca judul saja sudah ada gambaran umum apa tulis kira kira isi tulisan kita. Judul sekitar empat kata tidak termasuk kata sambung.

Contoh Judul:

-                      Urgensi Meneliti dan Menulis (Jawa Pos)

-                      Menunggu Realisasi Program Buku Murah (Jawa Pos, 31/07/2008)

-                      Hukuman Guru dan Mimpi Buruk Murid (Radar Surabaya)

-                      Rindu Pemimpin Menulis Buku (Jawa Pos 17/05/2017)

-                      Menjaga Martabat Penerima Zakat (Jawa Pos)

Agar lebih menarik lagi diusahakan judul tulisan kita mengandung rima. Rima itu persamaan bunyi. Coba lihat contoh di atas, Rindu Pemimpin Menulis Buku ada rima. Contoh berikutnya menjaga martabat penerimaan zakat ada rima cantik di situ. Jadi dibaca enak didengar nyaman. Kita bisa membuat judul seperti itu dengan latihan berterusan.

5.        Tentang “Lead Penggoda”.

Lead adalah pendahuluan berbentuk paparan ringkas dari masalah yang akan kita kupas. Posisi lead menempati paragraf pertama. Fungsi lead adalah penggugah rasa ingin tahu pembaca. Lead mengantar pembaca ke gagasan utama sang penulis.

Kalau judul dan lead berhasil memikat dan mencuri perhatian calon pembaca alamat tulisan kita akan dibaca orang dengan penuh antusias sampai titik terakhir. Tapi jika keduanya gagal, sangat mungkin tulisan kita akan dilupakan.

6.        Perihal “Pembahasan nan Menawan”.

Di bagian ini, isinya berupa analisis atas masalah yang kita angkat. Pembahasan harus sistematis, argumentatif, tuntas, dan ditulis dengan bahasa baku namun tetap dengan sentuhan popular. Sangat dianjurkan, perbanyak membaca artikel karya orang lain.

7.        Tentang *“Penutup yang Menggugah”*.

Bagian ini memuat kesimpulan dan/atau saran atas masalah yang kita kupas. Disajikan sekaligus dengan gaya pamit.

Belajar “Tiga Gaya Lead” dan Penutup

Lead (Gaya pertama, menggoda dengan pertanyaan):

Judul 1: Guru Rajin Menulis dan Efek Besar Itu

Semua orang, tanpa kecuali, harus menjadi pembelajar di sepanjang usianya. Maka, sungguh menyenangkan jika guru suka menulis. Amat membanggakan andai guru rajin menulis. Apa hubungan seorang pembelajar dengan posisi guru yang gemar menulis?

Penutup:

Sungguh, jadilah pembelajar tiada henti dengan cara menjadi guru yang penulis. Sungguh, duhai para guru, bersemangatlah untuk menjadi pahlawan yang berjasa karena banyak menghasilkan karya tulis. Karya-karya itu, semoga secara meyakinkan menginspirasi murid, orangtua murid, dan masyarakat luas. Indah!

Ada tiga pilihan yang sangat direkomendasikan. Yang pertama adalah memancing minat pembaca dengan gaya bertanya. Jadi di paragraf pertama kita beri pertanyaan yang akan kita jawab di bagian pembahasan tulisan kita.

Judul 2: Rindu Pemimpin Menulis Buku

Di Indonesia, Hari Buku Nasional diperingati setiap 17 Mei, sedangkan Hari Buku Sedunia dirayakan setiap 23 April. Inti dua momen itu sama, yaitu mengajak kita lebih mencintai buku sebagai sumber ilmu pengetahuan. Urgensi seruan itu, meski bersifat umum, lebih terasa jika ditujukan kepada para pemimpin. Bahkan, seyogianya para pemimpin itu didorong pula aktif menulis buku. Mengapa?

Penutup:

Alhasil, kepada para pemimpin, mari tundukkan kepala: Apakah sikap rajin membaca (atas semua persoalan masyarakat) sudah menjadi komitmen keseharian Anda? Sudahkah semua yang Anda baca itu lalu bisa melahirkan tulisan berupa konsep dan kebijakan yang selalu berpihak kepada rakyat kecil? Lalu, agar rakyat yakin dengan ketulusan komitmen Anda, tulislah konsep dan kebijakan Anda dalam sebuah buku. Sungguh, kami benar-benar merindukan pemimpin yang bisa menulis buku. Kami rindu pemimpin yang berkualifikasi laksana Soekarno, Hatta, dan Natsir.

Lead (Gaya kedua, dengan kutipan pemikat)

Gaya kedua yaitu dengan cara menulis sebuah kutipan yang sangat menggugah kutipan itu harus berhubungan harus mmm punya benang merah denganisi tulisan kita.

Judul : Ilmu Pengetahuan Bisa Topang Keimanan

 “If you think strongly enough,

you will be forced by science to the belief in God”

(Kelvin, fisikawan, 1824-1907).

Penutup:

Singkat kata, ilmu pengetahuan bisa mendatangkan keimanan bagi yang masih belum punya iman. Ilmu pengetahuan bisa menguatkan keimanan bagi yang sudah memiliki iman. Terkait ini, lihat Kelvin di paragraf pembuka tulisan ini. Benar, saat dia berkesimpulan tentang pengaruh kuat ilmu pengetahuan terhadap kepercayaan akan adanya Tuhan. Jadi, jangan pernah berhenti untuk mendalami ilmu.

Sekarang gaya atau model lip yang ketiga yaitu narasi deskriptif sekali lagi fungsinya menjembatani antara judul dengan isi tulisan.

Lead (Gaya ketiga, narasi diskriptif):

 

Judul: Menguatkan Mental Anak di “Musim” Olok-olok

 

Sesungguhnya, olok-olok tak mengenal musim. Perilaku terlarang itu telah berlangsung lama dan terus terjadi. Padahal, kerugian yang ditimbulkan oleh olok-olok –dan apalagi bully- sangat besar.

Penutup:

Singkat kata, selalu berilah anak-anak asupan ruhani yang memadai. Ajari anak-anak sikap untuk tak suka mengganggu orang lain. Didik mereka untuk sabar dalam menghadapi berbagai persoalan hidup. Tentu saja, sebagai orangtua, kita harus telah terlebih dahulu mengamalkan hal-hal tersebut.

Dari Artikel ke Buku

Secara umum, media membutuhkan artikel sepanjang 6000 karakter. Namun kadang ada yang kurang atau ada yang lebih dari itu. Selepas trampil menulis artikel, pekerjaan menulis buku bisa menjadi lebih gampang. Usahakanlah, jika mungkin, sesuai dengan ketentuan dari masing-masing media.

Mereka yang sudah terbiasa menulis artikel akan lebih cekatan dalam menghasilkan buku. Bukan langkah yang harus, tetapi terampil menulis artikel bisa dijadikan tetangga yang bagus untuk bisa terampil pula menulis buku.

#Saat merancang dan menulis buku

Tetapkanlah tema yang akan diangkat.

Buatlah Daftar Isi.

Mulailah menulis.

#Kala menghimpun artikel menjadi buku

-   Tulislah sebanyak mungkin artikel dengan tema sejenis. Misalnya, bertema pendidikan. Setelah, dirasa cukup untuk dijadikan buku, lakukan langkah: a) edit ulang. Sering artikel menggunakan “bahasa Koran”, seperti “kemarin”, “pekan lalu”. Untuk itu, ubah dengan mencantumkan tanggal kejadian yang dimaksud. b) jika diperlukan, buatlah rubrikasi.


-         Meski semua berada di rumpun pendidikan, mungkin masih bisa dikelompokkan lagi dalam bidang yang lebih khusus. Misal, ada rubrik “Spirit Pembelajar di Semua Musim”, “Menjadi Orangtua Sekaligus Guru”, “Betah di Perpustakaan Keluarga”, “Merancang Liburan Bernuansa Pembelajaran” dan “Belajar di Masa Pandemi”.

Menulis Resensi Buku    

Resensi buku adalah ulasan kritis atas sebuah buku. Di dalamnya minimal berisi identitas buku yang dimaksud, ringkasan isi buku (dipilih bagian-bagian yang paling penting), dan penilaian objektif atas buku itu terkait kelebihan dan kekurangannya.

Panduan lengkap dalam menulis Resensi Buku:

 Jawablah sejumlah pertanyaan berikut ini. Tentu saja, jawaban ditulis dalam “gaya artikel”:

a.             Tulislah identitas buku

b.             Apa isi ringkas buku?

 

c.             Apakah penulis memiliki kompetensi?

d.            Apakah buku itu didukung referensi memadai?

e.            Buku itu lebih ditujukan ke segmen pembaca mana?

f.         Adakah pengetahuan baru yang disodorkannya, atau sekadar repetisi (pengulangan)                      dari buku-buku yang sudah ada?

g.        Apa kelebihan dan kekurangannya. Misalnya, apakah mudah dipahami oleh semua                      kalangan? Bagaimana performa fisik buku, menarik?

h.    Tepatkah momentum kehadirannya?

i.         Berhargakah untuk segera kita baca dan atau miliki?

Ada banyak keuntungan jika kita rajin menulis Resensi Buku. Di antaranya, di saat kita akan menulis buku akan lebih terbimbing karena sering mengkritik karya orang lain. Tentu saja, saat kita menulis buku, tak akan mengulang kesalahan-kesalahan yang telah dibuat oleh penulis-penulis lain.

Sekarang, tak perlu kita tunda-tunda lagi. Untuk bisa menulis artikel dan kemudian buku, tak ada kiat yang paling manjur kecuali apa yang dikenal sebagai “Tiga M”: Mulai, mulai, dan mulailah!

Semoga bermanfaat.

 

 


Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.